KEKOMPAKAN

KEKOMPAKAN
Rapatkan barisan dan terus berjuang

Sabtu, 20 November 2010

Tips Membaca Laporan Keuangan Secara Mudah

Oleh: DR. Dwi Suryanto, Ph.D. ( www.pemimpin-unggul.com )

Akhir-akhir ini makin banyak tawaran bisnis atau investasi yang hadir dalam hidup kita. Biasanya orang-orang hanya mengandal kepada teman, sahabat, istri, atau orang tua untuk investasi.

Sebenarnya cara yang paling mudah untuk mengetahui keadaan suatu perusahaan adalah dengan melihat laporan keuangan perusahaan itu. Jadi ketika anda ditawari investasi (biasanya bunganya menggiurkan), minta saja laporan keuangan yang mereka miliki. Dengan menghitung rasio sederhana anda akan bisa mengetahui keadaan bisnis investasi itu.

Pertama anda harus perhatikan neraca (balance sheet). Ketika investor akan berinvestasi, mereka akan melihat pada kesanggupan perusahaan itu untuk membayar hutangnya ketika jatuh tempo. Mereka kemudian juga melihat perputaran inventory dan saham (stock) yang dimiliki perusahaan itu.

1) Working Capital (Modal Kerja)

Konsep modal kerja sangat penting dalam analisis laporan keuangan. Modal kerja itu merupakan hasil pengurangan antara aktiva lancar (current assets) dengan passiva lancar (current liabilities).

Contoh: Current Assets: 405,800 juta.
dikurangi: Current liabilities: (176.000 juta)
Modal kerja = 229.800 juta.

Bagi investor yang konservatif menginginkan modal kerja yang besar. Kemampuan perusahaan untuk membayar hutang, memperluas usaha, dan menangkap peluang yang muncul, sangat ditentukan oleh working capital ini. Naiknya working capital dari tahun ke tahun merupakan tanda sehatnya perusahaan ini.

Hal lain yang anda perlu lihat dalam laporan keuangan adalah Current Ratio. Mengetahui jumlah working capital saja tidak cukup. Analis menggunakan current ratio untuk menghitung likuid tidaknya perusahaan itu. Cara yang paling mudah adalah membandingkan antara current assets dengan current liabilities.

Current ratio 2:1 sudah dipandang memadai oleh para investor. Artinya adalah untuk setiap rupiah hutang, sudah 'tercover' oleh 2 rupiah current assets. Cara menghitung current ratio cukup dengan membandingkan antara current assets dengan current liabilities:

Current assets: 405.800 juta, Current liabilities: 176.000 juta. Maka current ratio adalah 405.800 / 176.000 = 2.31.

Artinya untuk setiap rupiah hutang sudah 'dibackup' oleh aset sebesar 2.31 rupiah.

Ketika anda melihat current ratio sebaiknya anda membandingkan current ratio itu dalam industri itu sendiri. Contoh, misalnya bagi perusahaan property, current ratio 0,7 dipandang sebagai wajar, sebaliknya jika current ratio itu diterapkan dalam industri bank, maka dipandang sebagai kurang likuid.

Bagian laporan keuangan yang harus anda perhatikan adalah Debt to Equity Ratio yaitu indikator yang menunjukkan apakah perusahaan itu memiliki hutang yang berlebihan. Misalnya total hutang (total liabilities) adalah 322.000 dan total modal (total shareholders equity) adalah 346.000, maka debt to equity ratio adalah 0,93.

Artinya adalah perusahaan itu menggunakan hutang sebesar 0.93 rupiah dari satu rupiah modal perusahaan itu. Bagi industri manufaktur pada umumnya mereka ingin menjadi agar hutang masih dibawah perbandingan 1:1 terhadap modal.

Untuk perusahaan jasa, utilities, dan perusahaan jasa keuangan pada umumnya memiliki debt to equity ratio yang tinggi.

Setelah anda membaca neraca dari laporan keuangan, anda perlu melihat laporan rugi laba (income statement). Contoh untuk tahun 2003 perusahaan melaporkan adanya operating income sebesar 105.196 juta, sedangkan net sales-nya sebesar 765,050 juta.

Jika net sales kita bagi dengan operating income didapat operating margin sebesar 13,8%. Apa makna angka ini?

Kita lihat pada tahun 2002 di mana operating income: 73,500 dan net sales: 725.000, yang berarti operating margin-nya adalah: 10,1%.

Ketika kita lihat operating margin bergerak dari 10,1 di tahun 2002 menjadi 13,8% di tahun 2003, ini menunjukkan bahwa bisnis ini tumbuh. Tidak saja tumbuh, bisnis itu makin menguntungkan.

Hanya dengan melihat sebagian rasio yang kita dapat dari laporan keuangan, ternyata kita sudah dapat menarik kesimpulan yang cukup banyak.

Jadi ketika ada orang menawari investasi, jangan lupa minta laporan keuangan (financial report), kemudian hitung rasio-rasio seperti diungkapkan dalam artikel ini. Dengan melakukan perhitungan sederhana, anda akan bisa lebih waspada, sekaligus bisa yakin apakah bisnis yang ditawarkan akan tumbuh atau malah sedang mengalami kemunduran.

0 komentar:

Posting Komentar